Jam dinding berdetak menawarkan bunyi syahdu di tengah malam yang temaram. Dari kejauhan, sayup-sayup asma Tuhan menggema bersahutan. Di antara banyaknya makhluk Tuhan yang terjaga, di atas sajadah yang tak terlalu panjang seorang insan baru saja menggenapi malamnya yang terlambat. Ia menolehkan kanan-kirinya sebagai salam untuk dunia. Ia merapikan duduknya kemudian. Tangannya terangkat perlahan, menengadah, demi ritual yang jarang ia lakukan. Nafasnya terhela. Bersamaan dengan itu, segala yang pernah ia lakukan berkelebat bersama takut yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Nafasnya semakin terhela pelan.
Tuhan
Sebentar dulu, sekarang ini sebaiknya anda jangan berprasangka buruk dulu. Maksud saya, kali ini saya sedang tidak berusaha mencari muka, karena memang saya tidak mempunyai kompetensi yang cukup untuk bisa mencari muka, lagipula itu bukan kebiasaan saya. Tapi sungguh, kali ini saya sangat ingin menyanjung, sangat ingin berterimakasih, sangat ingin bersyukur, sangat ingin menjadi baik, pada Tuhan yang Maha Baik. Tuhan yang selalu baik. Maksud saya begini, saya tak selalu menyempatkan diri untuk lama-lama bersujud pada Tuhan. Kening saya masih polos tanpa tanda. Tentu saja saya lebih suka menghamburkan uang untuk hobi atau hal lain yang boleh jadi nampak tidak…
“Laiknya sebuah kejutan, kita tidak pernah bisa memilih seperti apa kejutan yang kita dapatkan, dan hidup dalam keluarga ini adalah kejutan terbaik yang Tuhan berikan untuk kami.” Jadi minggu kemaren pas balik ke rumah, gue, adek, babeh sama ibu ngobrol, yaa obrolan singkat keluarga lah yang selalu kita usahain rutin tiap isi rumah lagi lengkap. Kebetulan adek gue baru balik dari gaweannya di ujung timur Indonesia sebelah sana. Awalnya kita bahas tentang apa yang harus kita lakuin kedepan, rencana kita sebagai anak, dan harapan mereka sebagai orang tua, ini jadi obrolan yang cukup “berat” karena menyangkut sebuah pertanggung jawaban maha…