Perdebatan tentang generasi terbaik dalam siklus hidup umat manusia pastilah menjadi perdebatan yang tak akan pernah usai. Setiap dari kita akan merasa generasi kita lah yang pantas disebut sebagai generasi terbaik. Untuk informasi Don Tapscott dalam bukunya Grown Up Digital membagikan demografi penduduk kepada beberapa kelompok dan berdasarkan pembagian kelompok tersebut saya termasuk kedalam Generasi Y : The Echo of the baby boom.
Jika mendebat siapa yang pantas disebut generasi terbaik hanya memperpanjang bahasan yang tidak perlu tetapi setidaknya kita semua akan sepakat jika Generasi Y tetaplah pantas untuk digarisbawahi sebagai sekelompok generasi yang unik. Kenapa ?? Mereka yang terlahir pada Generasi Y sejatinya yang paling beradaptasi dan menikmati banyak hal karena mereka terlahir tepat waktu saat dunia sedang bertransformasi dari dunia analog menuju dunia digital.
Jika Generasi X cenderung lebih sulit untuk beradaptasi dengan teknologi yang berkembang terlalu cepat dan Generasi Z masih terlalu malu untuk kembali menikmati suguhan hidup yang masih serba konvensional maka Generasi Y menjadi perantara di antara keduanya. Mereka ini bertumbuh kembang dalam suguhan hidup konvensional seperti Generasi X, mengirimi pesan kepada kekasih hati nun jauh disana lewat suratan tangan ia masih sempat, melewati sore dengan berhujan-hujanan dengan sesamanya bermain petak umpet atau lempar bola menjadi agenda sehari-hari. Tetapi mereka yang terlahir pada Generasi Y pun sanggup tanpa kendala untuk mengetik ratusan pesan singkat melalui gawai canggih yang mereka genggam atau menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk berdiam diri di dalam kamar menikmat laman demi laman dunia maya seperti halnya yang seringkali dilakukan oleh Generasi Z dan untuk urusan ini kemampuan mereka di Generasi Y sama baiknya dengan Generasi Z.
Dan cerita pada paragraf sebelumnya boleh jadi tentang saya. Sekarang ini saya masih sempat menghabiskan waktu semalam suntuk untuk bermain game Football Manager atau Pro Evolution Soccer atau FIFA di PC atau bermain Let’s Get Rich melawan atau bersama mereka para Generasi Z tanpa perlu bertatap muka hanya bermodal gawai terbaru dan koneksi internet yang stabil. Sedangkan saat itu saya ingat betul pernah mengalami hal-hal menarik seperti kaki berdarah-darah ketika bermain sorodot gaplok sebuah permainan yang menggunakan batu sebagai media utamanya. Atau ketika saya terpaksa terlambat pulang ke rumah karena harus mencari teman yang bersembunyi di lantai dua rumah angker ketika bermain petak umpet menjelang petang. Jika dirasa tidak adil membandingkan permainan tradisional dengan permainan digital, tak masalah, saya masih memiliki perbendaharaan kenangan yang masih asik untuk dibahas ketika saat itu meski kami memainkan permainan digital kami tetap tidak kehilangan interaksi sosial. Ada masanya ketika saat itu Generasi X sudah tidak berminat memainkannya dan Generasi Z belum sempat mencicipnya, mereka yang menemani tumbuh kembang kami sebagai alternatif ketika hujan yang teramat deras menghalangi kami bermain diluar rumah, mereka yang membuat kami terbiasa dengan teknologi yang berkembang saat ini. Mari sedikit mengenang mereka : Nintendo, Sega dan Playstation One.
Sebetulnya saya sangat ingin membahas tuntas tentang kesenangan memainkan semua hal yang luar biasa ketika saya kecil dulu, entah itu tentang permainan tradisional atau permainan modern. Tetapi nampaknya akan menjadi bahasan yang sangat panjang jika saya tulis kesemuanya didalam satu judul tulisan. Oleh Karena itu, mungkin saya akan membaginya kedalam beberapa bagian.
Sega genesis adalah yang akan menjadi bahasan pertama pada tema bermain ke masa lalu kali ini. Bukan tanpa alasan saya mengedepankan sega untuk mengacak-acak sudut kecil ingatan Generasi Y, sega adalah alternatif terbaik ketika saat itu kita terlalu lelah untuk bermain di luar rumah. Yang menjadi menarik adalah, saat itu video game masih termasuk barang antik yang dalam artian tidak semua rumah menyediakan video game untuk bermain anaknya, maka ketika ada satu orang yang memiliki perangkat video game pastilah rumah orang itu akan menjadi ‘markas’ sementara. Yang kala itu bisa jadi hal yang menenangkan para orang tua adalah, daya tahan sega dan video game sejenis saat itu tidak terlalu lama, mereka tidak perlu khawatir anaknya akan kecanduan menghabiskan waktu berjam-jam demi menyelesaikan permainan digital tersebut. Satu dua jam menjadi waktu efektif kami untuk bermain video game sebelum berkumpul lagi di tengah lapangan untuk bermain petak umpet, sorodot gaplok, bermain bola sepak atau apapun tergantung mufakat. Ya, kala itu permainan digital hanyalah media alternatif atau katalis lain untuk kami berinteraksi dengan geng sepermainan.
Saya sempat memiliki perangkat sega genesis yang dikeluarkan dari lemari hanya ketika akhir pekan atau hari jika keesokannya libur, orang tua saya sedikit berlebihan kala itu, dengan waktu yang tidak terlalu banyak untuk bermain sega saya masih sempat untuk mencoba banyak sekali pilihan permainan sega. Tapi dari sekian banyak itu, ada beberapa yang masih berkesan dan mudah sekali untuk dirindukan, diantaranya adalah :
X-MEN 2 : CLONE WARS
Bukan karena Stan Lee dengan membuat komiknya dan bukan pula karena Bryan Singer membuat filmnya, tetapi karena sega inilah saya mengenal Wolverine, Cyclops, Beast dan Gambit para mutan anggota X-Men yang bertarung melawan Magneto. Pada permainan berjenis petualangan ini, pada mulanya kita tidak bisa memilih karakter mana yang akan kita gunakan, komputer akan memilihnya secara acak. Dan sebelum saya menonton film dan membaca cerita asli dari komiknya, saya pikir Cyclops protagonis utama yang menjadi inti dari cerita X-Men Universal. Jika anda tertarik untuk memainkan permainan ini, ambil segera baju hangat anda karena di awal permainan anda langsung disuguhi badai salju yang dahsyat.
SPIDERMAN VS THE KINGPIN
Pahlawan masa kecil saya, entah kenapa sedari dulu saya begitu mengidolakan pahlawan laba-laba super ini. Bahkan dalam beberapa kesempatan ketika ditanyakan “apa cita-cita kamu?” saya sering menjawab “jadi Spiderman” disamping cita-cita utama saya untuk menjadi sosok seperti ayah. Lalu kenapa saya ingin menjadi Spiderman ?? Alasannya sederhana, secanggih apapun teknologi yang dimiliki manusia saat ini (bahkan untuk rekayasa genetika sekalipun) di Indonesia kita tidak akan pernah keren menjadi Spiderman. Akan berayun-ayun dimana kita nantinya??
Di permainan ini pun anda jangan terlalu berharap banyak dengan aksi berayun-ayun antar gedung seperti pada film atau permainan modern saat ini. Spiderman disini lemah sekali, bahkan ditabrak tikus pun dia kalah jika tidak sempat menghindar, memalukan sekali. Tapi poin menarik disini adalah peran Peter Parker yang berprofesi sebagai juru foto amatir sedikit lebih diperlihatkan ketimbang permaian yang beredar setelahnya. Dan seperti judulnya, pada babak penutup Spiderman akan berhadapan dengan Kingpin, bos mafia yang mengatur segala tindak kejahatan kota.
INTERNATIONAL SUPERSTAR SOCCER DELUXE
Jika sekarang ini Pro Evolution Soccer (PES) dan FIFA menjadi primadona game sepakbola, pada saat itu kita memiliki International Superstar Soccer Deluxe (ISSD) sebagai jagoan. Saya berani bertaruh jika pada masa itu, ISSD inilah game olahraga yang memiliki sajian gameplay yang paling mendekati permainan nyata. Tackle, Overhead Kick, Goal Celebration dan bahkan ekspresi ketika menerima kartu merah pun diperlihatkan disini. Tampilan menu yang dihadirkan pun tidak kalah menarik dengan ragam variasi formasi yang bisa dipilih, mood pemain yang menetukan tingkat kekuatan permainan pun sudah ada. Dan bahkan, wasit sebagai pengadil lapangan tidak ketinggalan eksis sesuatu yang tidak dilakukan oleh seri PES/Winning Eleven di awal mula kehadirannya.
Jikapun ada kekurangan dari ISSD adalah mengenai lisensi nama pemain dan pilihan tim yang bisa digunakan. Tetapi untuk permainan 16-bit ISSD patut diapresiasi sangat tinggi.
SUPER VOLLEYBALL
Jika saya begitu tergila-gila dengan game sepakbola tentu bukanlah hal yang aneh mengingat sepakbola adalah olahraga favorit saya sedari dulu. Tetapi ketika kemudian saya memaikan game olahraga non-sepakbola tentu ada sesuatu yang spesial yang ditawarkan dari game tersebut. Dan pada kenyataannya sampai saat ini hanya satu-dua saja game olahraga non-sepakbola yang pernah saya mainkan. Salah satunya adalah super volleyball. Lucunya, meskipun olahraga bola voli dimainkan oleh enam orang. Pada game ini kita seolah hanya memainkan dua orang saja. Satu sebagai server (service hitter) merangkap tosser dan satu lagi sebagai smasher. Tapi tingkat kesulitan yang menjengkelkan membuat saya cukup penasaran untuk memainkan game ini berulang-ulang.
Jurus andalannya (yang entah bagaimana caranya) adalah mengeluarkan thunderbolt service.
DRAGON BALL Z
Para karakter fiksi terkuat yang pernah diciptakan manusia hadir pada serial Dragon Ball ciptaan Akira Toriyama. Dari komik Dragon Ball inilah saya mulai belajar membaca. Son Goku, Son Gohan, Bezita adalah teman masa kecil saya. Maka ketika saya menemukan game Dragon Ball Z pada perangkat Sega yang saya punya. Duh, hati saya saat itu girang bukan main. Sebagai permainan adu tinju/perkelahian sebetulnya sajian yang ditawarkan game ini tidak terlalu menarik, malah cenderung memusingkan. Tetapi itu tidak membuat saya berhenti untuk memainkan game ini, apalagi ketika berhadapan dengan teman yang jago tunggu saja sebentar maka di layar televisi akan muncul adu kamehameha antara Son Goku & Son Gohan.
Karena saat game ini dirilis komik Dragon Ball itu sendiri belum selesai, karakter yang ditampilkan pun tidak terlalu banyak. Hanya mengambil karakter penting dalam komik yang memiliki kemampuan tempur lumayan baik.
MORTAL KOMBAT SERIES
Permainan adu tinju/perkelahian terbaik yang pernah ada. Karena menyuguhkan banyak sekali kekerasan dan darah didalamnya, sempat terdengar kabar bahwa game ini akan ditarik dari peredaran. Untungnya hal itu tidak sempat terjadi sehingga kita masih bisa melihat fatality, animality dan brutality. Karena saat itu media penayang video belum ada, untuk melihat kompilasi video dari kekejaman para tokoh dari serial Mortal Kombat kita harus menyelesaikan satu tahapan kompetisi single player setelah mengalahkan Shao Khan si raja terakhir kita akan disuguhkan kontes membunuh paling keji pada sebuah video game.
Jika gamers generasi sekarang menghapal cheat code game Grand Thef Auto, maka pada masa itu cheat code Mortal Kombat lah yang paling dikenal khalayak ramai. Jika anda berkesempatan memainkannya lagi, pada home sreen menu silahkan coba cheat code C depan A belakang A atas dan atau A C atas B atas B A bawah.
TINY TOON ADVENTURES : BUSTER BUNNY HIDDEN TREASURE
Kelemahan sega adalah tidak adanya fitur save data untuk menyimpan data game yang telah kita mainkan. Maka kita akan mudah sekali bosan ketika harus memulai dari awal permainan setiap kali bermain terlebih jika yang kita mainkan bergenre petualangan. Dan Tiny toon adventures buster’s hidden treasure menawarkan sebuah inovasi dimana setiap kita menyelesaikan satu babak permainan kita akan diberikan password yang fungsinya sebagai check point jika suatu ketika ketika sedang bermain sega listrik di rumah mendadak mati. Jadi, kita tidak perlu repot-repot mengulang dari awal ketika kita memainkan Buster Bunny yang harus menyelamatkan teman-temannya di Acme School. Yah, meskipun kita akan sedikit kerepotan jika harus menulis semua password untuk puluhan babak yang disediakan.
Andai masih ada, saya ingin sekali memamerkan koleksi password Tiny toon adventures buster’s hidden treasure yang pernah saya catat selama saya memainkan permainan ini.
SONIC THE HEDHOG SERIES
Ia adalah legenda, ia adalah daya tarik utama untuk kita memainkan sega. Setiap kita yang memainkan sega tidak mungkin tidak pernah memainkan serial Sonic si landak biru. Sepanjang yang saya tahu, ada empat seri permainan sonic ini yaitu Trilogy Sonic The Hedhog dan Sonic and Knuckles. Kesemua seri tersebut memili tampilan yang kurang lebih sama, hanya beberapa bagian yang mengalami revisi pada setiap serinya dan itupun tidak banyak. Tapi entah kenapa saya tidak pernah merasa bosan.
Selain itu cerita mengenai Gold Sonic yang konon menjadi tidak terkalahkan tanpa batas waktu menjadi bumbu dari petualangan memainkan karakter landak biru berkecepatan tinggi ini, dan sampai saat ini Gold Sonic untuk saya masihlah sebagai mitos.
***
Sebetulnya masih banyak sekali permainan menarik ketika sega masih menjadi primadona video game. Sebutlah Michael Jackson Moonwalker, Aladdin, Bare Knucles, Golden Axe sampai dengan Flinstone. Tetapi untuk saya pribadi kedelapan game diataslah yang paling berkesan dan sering sekali saya mainkan.
Anda pernah dan suka memainkan sega ?? Apa permaian favorit anda ?? Silakan sebutkan pada kolom komentar dibawah.
Catatan :
Jika setelah membaca tulisan ini anda menjadi tertarik untuk memainkan sega, silakan unduh sega genesis emulator pada Playstore atau appstore. Kemudian unduh Sega Genesis Rom untuk memainkan game-game favorit anda. Dan jika postingan ini dirasa cukup memuaskan pembacanya akan saya lanjutkan bahasan ‘bermain ke masa lalu’ dengan pilihan permaian yang lain baik permainan modern ataupun tradisional
Ga pernah mainan gitu jaman kecil. Bermain dengan alam saja.
wah gamers ya… ya generasi x dan y
wah ada gamer sejati nih…
aku cuma punya vcom waktu itu,tapi pernah main sega di rumah tetangga.
Sonic masih menjadi favorite hingga kini udh ada di android. heheh
Gamer sejati nih, hehehe.
Hanya pernah main nintendo, itu pun saat bermain ke rumah kerabat yang punya nintendo, biasanya lebih sering main permainan tradisional.