Back

Hidup

  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
17 October 2017

Tak pernah ada yang dapat mengalahkan gempitanya pasar yang bertransaksi. Suara ibu menawar yang lantang hanya dapat dikalahkan oleh suara ibu yang lain yang menolak tawaran. Sebuah negosiasi yang disepakati dengan tanda jadi. Abang-abang yang menjaja barang tak sudi kalah dalam riuh rendah. Ia mencoba menarik hati ibu lain yang masih menimbang-nimbang hendak makan apa nanti malam. Sekali dua mereka saling bercerita, menjadi mitra terbaik bagi para ibu untuk mengumbar dosa melalui kata. Aku memperhatikannya, dengan satu buah gitar tua di tangan, yang terbengkalai tanpa guna. Aku berbalik arah, langkahku gontai, tak sanggup mengalahkan keramaian pasar. Di belakang, para pedagang tertawa girang, sudah banyak uang yang mereka bisa bawa pulang.

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
20 January 2016

Saat tulisan ini dibaca, boleh jadi saya tidak sedang di depan layar monitor –mengetik paragraf demi paragraf tulisan ini. Entah sedang apa saya saat tulisan ini dibaca, boleh jadi sedang menjahili anak yang sedang tidur, atau sedang duduk menyendiri di sudut terujung rumah kontrakan sembari mengepulkan asap satu dua batang rokok plus kopi sachet biar lebih cepat, atau memindah-mindah channel TV yang belakangan ini sulit menemukan tontonan yang asik (bahkan di tv berbayar sekalipun) atau boleh jadi saya sedang diam, tidak melakukan apa apa tapi sembari berharap tulisan ini bisa anda baca dan bisa anda terima (jika anda sudah sampai ke bagian ini, setidaknya harapan itu terwujud) jika berkenan silahkan lanjutkan ke paragraf berikutnya.

Tulisan ini saya buat beberapa jam (atau beberapa hari atau beberapa minggu atau beberapa bulan atau beberapa tahun) sebelum anda sempat membacanya. Provider blog yang saya gunakan saat ini mengizinkan saya untuk memanipulasi waktu terbit postingan, membuatnya lebih cepat atau menundanya beberapa waktu kedepan dari waktu postingan ini dibuat. Menurut saya ini menarik, bagaimana blogger pemalas seperti saya bisa merencanakan sesuka hati kapan materi yang saya buat bisa diposting dan (berharap) dibaca dan diterima oleh orang yang sudi mampir ke blog ini. Katakanlah dua hari kedepan ada momen yang menarik, lalu kemudian hari ini saya memiliki ide materi untuk momen tersebut, saya buat materi itu hari ini, detik ini, untuk kemudian saya posting dua hari berikutnya. Saat materi itu terbit di blog ini, entah sedang apa saya saat itu.  Boro-boro posting blog,boleh jadi saya sedang ikut merayakan momen tersebut.

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
1 May 2015

Sebentar dulu, sekarang ini sebaiknya anda jangan berprasangka buruk dulu. Maksud saya, kali ini saya sedang tidak berusaha mencari muka, karena memang saya tidak mempunyai kompetensi yang cukup untuk bisa mencari muka, lagipula itu bukan kebiasaan saya. Tapi sungguh, kali ini saya sangat ingin menyanjung, sangat ingin berterimakasih, sangat ingin bersyukur, sangat ingin menjadi baik, pada Tuhan yang Maha Baik.

Tuhan yang selalu baik.

Maksud saya begini, saya tak selalu menyempatkan diri untuk lama-lama bersujud pada Tuhan. Kening saya masih polos tanpa tanda. Tentu saja saya lebih suka menghamburkan uang untuk hobi atau hal lain yang boleh jadi nampak tidak berguna ketimbang harus berbagi ikhlas di rumah peribadatan atau menderma kepada mereka yang seharusnya menerima seperti yang sering disampaikan di pelajaran agama. Oh, iya, mulut saya pun lebih aktif menggunjing dan mengeluh ketimbang melantun doa dan puja puji kepada Tuhan. Dan rasa-rasanya saya lupa kapan terakhir kali menggunakan mulut dan hati saya untuk bersyukur.

Jika hidup adalah sebuah perusahaan, dengan segala ketidakbaikan dan ketidakdisiplinan saya terhadap hidup, boleh jadi saya sudah lama dipecat oleh Tuhan –sang pemilik perusahaan

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
20 January 2015

Saat tulisan ini dibaca, boleh jadi saya tidak sedang di depan layar monitor –mengetik paragraf demi paragraf tulisan ini. Entah sedang apa saya saat tulisan ini dibaca, boleh jadi sedang menyapa usil anak di dalam rahim istri, atau sedang duduk menyendiri di sudut terujung rumah kontrakan sembari mengepulkan asap satu dua batang rokok plus kopi sachet biar lebih cepat, atau memindah-mindah channel TV yang belakangan ini sulit menemukan tontonan yang asik (bahkan di tv berbayar sekalipun) atau boleh jadi saya sedang diam, tidak melakukan apa apa tapi sembari berharap tulisan ini bisa anda baca dan bisa anda terima (jika anda sudah sampai ke bagian ini, setidaknya harapan itu terwujud) jika berkenan silahkan lanjutkan ke paragraf berikutnya.

Tulisan ini saya buat beberapa jam (atau beberapa hari atau beberapa minggu atau beberapa bulan atau beberapa tahun) sebelum anda sempat membacanya. Provider blog yang saya gunakan saat ini mengizinkan saya untuk memanipulasi waktu terbit postingan, membuatnya lebih cepat atau menundanya beberapa waktu kedepan dari waktu postingan ini dibuat. Menurut saya ini menarik, bagaimana blogger pemalas seperti saya bisa merencanakan sesuka hati kapan materi yang saya buat bisa diposting dan (berharap) dibaca dan diterima oleh orang yang sudi mampir ke blog ini. Katakanlah dua hari kedepan ada momen yang menarik, lalu kemudian hari ini saya memiliki ide materi untuk momen tersebut, saya buat materi itu hari ini, detik ini, untuk kemudian saya posting dua hari berikutnya. Saat materi itu terbit di blog ini, entah sedang apa saya saat itu.  Boro-boro posting blog, boleh jadi saya sedang ikut merayakan momen tersebut.

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
27 November 2013

"Laiknya sebuah kejutan, kita tidak pernah bisa memilih seperti apa kejutan yang kita dapatkan, dan hidup dalam keluarga ini adalah kejutan terbaik yang Tuhan berikan untuk kami."

Jadi minggu kemaren pas balik ke rumah, gue, adek, babeh sama ibu ngobrol, yaa obrolan singkat keluarga lah yang selalu kita usahain rutin tiap isi rumah lagi lengkap. Kebetulan adek gue baru balik dari gaweannya di ujung timur Indonesia sebelah sana.

Awalnya kita bahas tentang apa yang harus kita lakuin kedepan, rencana kita sebagai anak, dan harapan mereka sebagai orang tua, ini jadi obrolan yang cukup "berat" karena menyangkut sebuah pertanggung jawaban maha besar dikemudian hari, dan gue ga bisa ceritain itu disini. Dan Babeh, selalu berhasil bikin suasana obrolan makin anget, makin bikin males keluar rumah lagi, kali ini beliau "ngebawa" kita ke masa-masa saat gue dan adek gue masih kecil.

Saat kami cukup kesulitan, bahkan untuk sekedar ngerasain enaknya makan nasi ...

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
29 August 2013

Postingan pertama di blog baru , setelah gue kemaren sempet (lagi lagi) vakum... Mulai bingung gimana harus mulai lagi setelah sekian lama ga nulis, ga punya kisah baru, ga ada objek baru, ga ada ledekan baru, ga ada yang curhat J , jadi yaa ga nemu bahan yang bagus buat ditulis -kreatifitas dan imajinasi gue ternyata begitu menyedihkan-. Gue tiba tiba nemu ide, gue baru inget kalo gue manusia, dan manusia cenderung ga mau rugi donk, gue jadi mikri gimana caranya ngebuat diri gue “ngerasa rugi” kalo ga nulis lagi, Karna ga mungkin bikin pengumuman di twitter yang isinya -Tolong ingetin gue buat sering posting blog, yang ngingetin gue kasih duit- akhirnya gue putusin untuk beli domain dan hosting, dan rubah konsep blog (gratisan) kemaren, jadi berbayar, biar gue ga rugi duitsemangetbuat nulis J . Di sini, gue buat lebih simple, karna gue baru sadar kalo tulisan gue yang kemaren kemaren tuh terlalu terpaku sama sebuah konsep yang (seolah) jadi baku. Gue selalu berusaha bikin tulisan yang isinya tentang :

  1. Prolog (Ga Jelas).
  2. Analogi yang dipaksain.
  3. Contoh cerita di dunia nyata.
  4. (Sok-sokan) ngasih nasihat terselubung.
Dan didalem semua konsep baku tadi, gue selalu berusaha masukin jokes di dalemnya, tujuannya sih biar ada bumbu lain di tulisan gue , dan jadinya ga monoton. Jadilah ke panca-point tadi hal hal yang ga boleh ilang di konsep tulisan gue, apalagi jokes, itu wajib ada, karena gue (sempet) beranggapan, tulisan gue ga akan dibaca kalo ga lucu. Gue beranggapan, klo banyak yang ketawa pas baca tulisan gue, berarti tulisan gue laku. Tapi, ternyata maksain “ngelucu” itu malah bikin keder. Banyak draft yang dihapus hanya karna “ga lucu” , banyak naskah yang ga dilanjutin Cuma karna gue ngerasa itu datar dan garing. Jadilah “syarat” sepihak itu bikin gue mentok di bahan, dan akhirnya ga ada materi baru yang bisa gue tulis. Sampai akhirnya gue sadar, kalo hidup itu ga selalu (harus) lucu. Padahal gue sering bilang ke orang orang terdeket gue, kalo “maksain” itu hasilnya ga akan pernah bagus, tapi gue selalu maksain buat masukin hal hal yang (mungkin) lucu di tiap tulisan gue. Karena “terikat” sama aturan yang gue bikin sendiri gue terus-terusan maksain , maksain hal yang sebenernya ga bisa gue lakuin. Yaa, abis gimana gue pengen bikin orang yang baca tulisan gue itu, senyum, ketawa, dan mood buat lanjutin baca, ga garing, ga monoton, dan ditinggalin gitu aja. Soalnya yang gue tahu, manusia lebih bisa nerima penjelasan, saran, kritik atau apapun kalo mood nya lagi seneng minimal moodnya lagi bagus. Kaya di ehhmmm ... sebuah hubungan.

Read More