Family

setelahpembukaankedua

21 Jul: Setelah Pembukaan Kedua

“Iya. Sudah pembukaan, Pak. Tapi baru pembukaan satu”. Perawat berusaha menjelaskan kondisi istri yang kini terbaring di ranjang instalasi gawat darurat. Beberapa menit yang lalu aku menerobos masuk pintu rumah sakit meminta pelayanan terbaik untuk istriku yang sejak sore tadi merasakan nyeri luar biasa di perutnya. Kami bersepakat, melalui panggilan telfon, sesampainya aku di rumah kami langsung pergi untuk melakukan kontrol lanjutan demi memastikan adik di dalam perut baik-baik saja. Dan itu yang kulakukan kemudian, bahkan ketika aku belum benar-benar sampai masuk ke dalam rumah.

panggilanvideo

13 Apr: Panggilan Video

“Permisi!” Malam yang teduh. Bintang entah disembunyikan oleh siapa. Awan atau gelap. Tidak jelas. Menyisakan langit di atas sendirian. Bulan yang pemalas juga belum datang. Tanpa lampu, sulit untuk menebak suara siapa yang muncul tiba-tiba dari luar pagar. Aku bangkit dari dudukku di teras rumah. “Sebentar, ya, ada tamu,” sahutku ke anak kecil di dalam layar telepon genggam.

Anak-Ayah

15 Sep: Anak Ayah

“Anak ayah banget, ya, Dek?” pengemudi transportasi daring itu berujar setelah cukup lama memerhatikan anak kecil itu yang, sedari kami masuk ke dalam mobil, terus memelukku erat. Ia mencoba menggodanya dengan beberapa lelucon yang biasa manusia dewasa haturkan kepada anak kecil. Percuma, untuk membuatnya berbicara, memang membutuhkan waktu atau kau harus menemukan bahasan yang ia sukai atau kau hanya akan didiamkan serupa batu belaka. “Dede mau kemana? Pulang ke rumah, ya?” pengemudi itu gigih mencari perhatian. Satu detik, dua detik, ia diam, lima detik, dan masih diam. “Mau pulang ke rumah, De?” kali ini aku yang bertanya. Ia merespon dengan…