Saya yang sedang mencoba mempelajari kembali Bahasa Indonesia sempat menjadi menyebalkan ketika, dalam beberapa kasus tertentu, selalu mencoba memperbaiki bahasa orang-orang di lingkaran saya, terutama bidang tulis di situasi formal, agar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Setidaknya dengan informasi yang saya ketahui belaka. Saya cukup sebal ketika menerima surel resmi dari rekan kerja –atau malah pihak luar dengan tanda baca yang berantakan atau menggunakan kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan non-formal. Lama-lama saya, yang masih bodoh, mulai memaklumi dua hal tadi. Pikir saya tidak semua orang, kan, mau atau peduli dengan kaidah kebahasaan. Jika saya sedang tidak berusaha kembali belajar, tampaknya,…