“Mau minum teh manis hangat, bageur?”. Senja yang sudah hilang sedari tadi tidak serta membuat langit menjadi gelap. Lihatlah, dari jendela kamar rumah sakit terlihat langit masih terang memesona akibat hiruk pikuk manusia, dengan kembang api yang mereka nyalakan bergantian, menyambut malam pergantian tahun. Ia, wanita yang kutawari segelas teh hangat itu, mengangguk manja, “jangan terlalu panas ya, Ayah”. Aku tersenyum, tanganku terampil menuangkan air kedalam gelas sebelum memasukan satu buah teh celup beraroma khas, juga dengan satu-dua sendok gula. Lalu kemudian aku sodorkan, gelas itu, kepada pemiliknya. Ia yang sedang terbaring segera meminumnya perlahan. “Ayah” ia mengucap kata pelan….