Perkawinan

21-Juni-a

21 Jun: Tahun Ketiga

Jahanamnya kemacetan ibukota adalah kelaziman. Ia terjadi setiap hari, seperti sekarang ini ketika aku berada di tengah-tengahnya. Suara klakson saling bersahutan berelaborasi menjadi sebuah simfoni yang merdu, namun tetap saja menjemukan. Sinar matahari di luar sana sudah sedemikian terik. Kekhawatiran terlambat untuk segala aktivitas mulai terlihat melalui wajah-wajah cemas anak manusia di dalam bus kota. Ya, aku berada di antaranya. Dalam kondisi seperti ini apa yang bisa kulakukan selain diam, melamun menunggu bosan. Aku melihat arloji di tangan kiriku. Jam delapan lewat dua puluh dua menit, dalam lamunan itu pikiranku berkelebat ke waktu beberapa tahun yang silam. Waktu yang sama,…

IjabKabul

21 Jun: Dua Puluh Satu Juni

Butiran embun menetes terburu-buru menggenapi tanah yang dari semalam sudah basah. Hanya sebentar sebelum kemilau asa dari ufuk timur datang untuk menghilangkan sisa-sisa hujan semalam, sedikit demi sedikit menghangatkan sejuta keinginan. Aku menatap bumi melalui kaca yang terbingkai dari dalam kotak besi yang bergerak perlahan, menegangkan.  Aku tidak bisa tidak tersenyum setiap kali mengingat kata bijak itu. Pagi adalah sebuah berkah yang indah, tak masalah ia datang dalam cerah atau mendung karena bagaimanapun pagi adalah awal untuk memulai sesuatu yang disebut kehidupan. Pun dengan pagi ini, ketika aku akan memulai sebuah cerita panjang kehidupan. Pukul enam tiga puluh tepat. Di bawah pohon beringin besar yang terbaris rapi…