Mudik

ayahkerjaduluya

14 Jun: Ayah Kerja Dulu, Ya

Sudah beberapa hari berlalu dan ternyata benar, yang paling menyebalkan dari kembali bekerja setelah libur cukup panjang bukan tentang bagaimana menghadapi rutinitas hidup yang membosankan. Untuk urusan itu aku sejauh ini, seperti bagaimana biasanya, bisa mengatasinya. Tapi yang sulit adalah ketika aku, seperti sekarang ini, merasa amat sangat kehilangan atas kebiasaan sesaat yang kulakukan ketika dalam masa-masa liburan: menghabiskan waktu bercanda bertiga dengan Si Jagoan juga bunda dengan perutnya yang semakin besar.

Mudik

18 Jun: Sido Muncul dan Kesempatan (Mudik) yang Ia tawarkan

Di setiap penghujung bulan Ramadan, negeri ini memiliki satu warisan budaya yang unik: mudik. Sebuah aktivitas pulang ke tempat asal, kampung halaman, yang dilakukan di penghujung Ramadan, Umumnya dilakukan oleh mereka penganut agama Islam demi merayakan hari kemenangan bersama sanak keluarga tercinta. Kenapa saya sebut ia sebagai warisan budaya? Karena sepanjang yang pernah saya baca, hanya di negeri ini ‘mudik’ dilakukan sedemikian khidmat dalam skala yang masif. Di negeri lain? Ada, namun tidak menjadi suatu ‘keharusan’. Ramadan dan Ied menjadi substansi yang lebih penting dipikirkan ketimbang perjalanan pulang itu sendiri. Apakah kemudian ini menjadi suatu budaya yang salah?