Saya yang arogan sudah amat sangat terbiasa menerima pujian ketika ada seseorang yang datang berkunjung membaca tulisan saya. “Tulisannya bagus. Ceritanya mengalir”, “Kok bisa sih nulis kaya gini. Ingin bisa!”, “Baru mampir sudah suka sama tulisannya”, adalah beberapa contoh ‘pujian’ yang biasa saya dapatkan. Ya, meskipun yang terakhir disebutkan adalah sebuah draf busuk yang mungkin juga ada di blog-blog kamu semua. Yang lain sisanya? Ya, banyak. Bahkan saya cenderung bosan dengan puja-puji yang datang di hampir setiap tulisan yang saya buat. Tidak usah kamu bayangkan, berat, biar saya saya. Tapi jika mau, kamu harus menjadi saya untuk merasakannya. Ya, menjadi…
sombong
Sejatinya, manusia hidup hanya untuk disibukkan oleh tanya jawab saja. Setiap harinya kita akan selalu disuguhkan pada ragam pertanyaan yang lantas harus melanjutkan pula dengan pencarian jawaban. Itu semua adalah keniscayaan, suratan, manusia tidak punya kuasa untuk menolak episode dalam setiap pertanyaan pun dengan cerita-cerita yang mencari jawaban. Namun, masing-masing individu mempunyai hak untuk mengambil besaran porsi yang mana dalam episode hidupnya. Menjadi si penanya atau si penjawab ?? Ketika suatu individu memutuskan untuk menjadi si penanya mungkin ia adalah bodoh pada awalnya. Tapi ia mulia, karena memiliki keingingan untuk menjadi lebih baik dengan bertanya, mencari tahu hal-hal kecil lalu…