Back

Pariwara

  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
21 August 2021

Kamu tahu? Jenna R. Jambeck dari Georgia University pernah melakukan penelitian di tahun 2010 silam. Ia menyebutkan, di tahun itu, setidaknya ada 275 juta ton sampah plastik di lautan seluruh dunia. Hanya di lautan saja. Sebagai perbandingan, menurut International Union of Conservation of Nature (ICUN) jumlah populasi gajah di dunia di tahun 2020 ada sekitar 700.000-750.000 ekor. Dan jika kamu iseng menimbang berat gajah yang tersisa, kamu akan mendapatkan hal yang mengejutkan. Jumlah gabungan gajah di seluruh dunia di tahun 2020 hanya 1% dari berat sampah lautan di tahun 2010. Gila!

Dan satu lagi untuk membuat kamu sedih. Silakan berdiri, lalu tepuk tangan. Negara yang seharusnya kita cintai ini adalah penyumbang sampah terbesar nomor dua di dunia.

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
23 July 2021

“Nuju naon, Kang?” aku sedang berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di daerahku ketika aku melihat sesosok pemuda gempal yang sedang asyik di atas kursi plastik sambil menatap layer ponsel di depan etalase tokonya. Di atas etalase, kopi panas masih mengepul, rokok kretek tersempil di tengah-tengah jemarinya. “Eh, ngarereuwas wae euy. Kabiasaan. Ieu, keur nonton.” Ia menunjukkan layar ponselnya. Di layar terlihat sebuah aplikasi video yang sedang memutar film -yang kutebak ia dapat dari unduhan situs film bajakan.  Sebuah film yang kuhafal betul isinya. Inside Out, nama film itu. “Anteng kitu, euy!” aku menggodanya. Yang digoda membalasnya dengan kekehan ringan yang menyebalkan. “Enya, euy, rame. Kapikiran waenya orang barat mah nyieun film jiga kieu. Geus nonton?”. Ia balik bertanya yang kujawab dengan sebuah anggukan.

Tentu saja aku tahu. Film yang kutonton berulang kali. Film yang mengejawantahkan emosi manusia ke dalam beberapa bentuk yang berbeda. Yang masing-masingnya akan bereaksi hebat tergantung pada kondisi dan keadaan manusia itu. Aku mengamini pernyataannya tadi. Para pelaku film di luar sana memang luar biasa. Memahami melalui visual bagaimana emosi manusia itu bekerja tentu menjadi pengalaman yang luar biasa.

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
28 April 2021

“Kang!” aku menepuk bahu pemuda gempal yang sedang duduk manis di depan etalase toko yang sedang sepi. Punggungnya ia sandarkan ke tiang beton yang menjadi salah satu penyangga supaya bangunan toko itu bisa kokoh berdiri. Di atas etalase, kopi panas masih mengepul, rokok kretek tersempil di tengah-tengah jemarinya. “Ajig, ngarereuwas!” ia membalas tepukan itu dengan beberapa umpatan setelahnya. Kami berbasa-basi untuk beberapa kalimat, sebagaimana biasa dua orang karib absen jumpa untuk sekian lama. Duduk persoalan baru kuucapkan setelah satu cangkir kopi yang disuguhkan habis kuminum.

“Hape rusak euy,” kataku membagi masalah dengannya. Ia menerima ponsel yang kusodorkan, menatapnya sebentar lalu bertanya: “Ieu nu baheula?” dengan mimik muka yang akan kuhantam dengan senang hati jika ia mengizinkan. Aku mengangguk kecil. Memang sudah sangat lama aku tidak mengganti ponsel. Ia yang tahu betul kebiasaanku berganti ponsel di waktu yang berdekatan tentu heran melihat aku datang dengan ponsel yang kubeli di tempatnya sekitar dua-tiga tahun lalu.

Cik, Kang. Hape naon nu alus” aku meminta rekomendasi. Ia masuk ke dalam toko, membuka lemari dan beberapa katalog produk. “Tapi nu murah” kataku menambahkan. Dan tangannya meraih dengan sigap satu kotak berwarna putih. OPPO A54 menjadi huruf yang tertulis di kotak itu.

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
11 April 2019

Laptop yang biasa saya gunakan untuk membuat desain tiba-tiba mati tanpa sebab. Layarnya gelap tanpa sedikitpun menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Saya menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. Bahaya ini. Dalam hati saya berucap. Beli lagi aja udah. Seorang teman yang kebetulan menjadi saksi, berucap demikian. Enggak punya uang. Saya jawab. Minta, donk. Ia yang kondisi keuangannya sama memprihatinkan tentu saja tidak mengamini apa yang saya pinta. Dengan satu tarikan nafas panjang ia menghisap nikmat kretek yang ia genggam, sambil terkekeh. Ya, podo, katanya. Kami tertawa bersama. Tapi sebelum kami menjadi gila karena kehabisan dana. Ia menyisipkan satu kalimat yang membuat sore ini menjadi panjang. Coba pinjaman KTA online aja, katanya.

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
6 December 2018

Beberapa waktu terakhir ayah saya menghujani percakapan di layanan pesan singkat dengan segala hal yang berbau sepeda. Entah itu berupa gambar, kalimat, cuplikan video atau catatan suara. Terganggu? Tidak sama sekali. Saya malah merasa senang, di usia senjanya, ayah masih getol beraktivitas di luar. Sekali waktu ia bercerita tentang perjalanannya ke pusat kota, hampir tiga puluh kilometer jauhnya dari rumah, bersama dengan gengong aki-aki di rumah. Di waktu yang lain dengan bangga ia menunjukan tiket funbike yang diselenggarakan di salah satu gelanggang olahraga terbesar di kota bahkan beliau memaksa ibu untuk ikut menemaninya bersepeda. Biar sehat dan enggak cepat lupa, katanya. Saya yang berada ratusan kilometer jauhnya hanya bisa melamun rindu. Rindu kepada ayah yang tetap jenaka, ibu yang terpaksa dan tentu yang ada bersama mereka: sepeda.  

Read More
  • andhikamppp
  • Posted by andhikamppp
27 September 2018

Dalam dua minggu terakhir, paling tidak satu perempat koleksi telah menghilang dari lemari. Iya, dua minggu lalu saya memutuskan untuk melepas ke pasar baju bola yang selama ini saya koleksi. Meskipun belum habis, keputusan untuk melepas semua koleksi sedikit berbuah manis. Dana yang didapat dari penjualan baju tersebut saya alokasikan untuk menyogok membeli kebutuhan rumah tangga agar saya bisa membeli mainan. Saya sempat pesimis ketika memutuskan untuk menjualnya. “Ada yang mau emang?”, “Laku enggak ya” dan nada-nada sumbang lain. Ternyata salah. Dunia bola, termasuk baju bola di dalamnya, masih tetap seperti sedia kala. Dalam porsi tertentu, ia menjadi salah satu potensi bisnis yang menguntungkan.

Read More