Scroll Top

Pake Duit Lu Aja Dulu Nanti Gue Ganti

Hari ini teman saya mendapatkan puncak perhatian yang luar biasa di akun twitternya. Melalui sebuah cuitan, ia mendapatkan impresi dan perhatian lebih dari lima ribu orang. Untuknya, hal ini menjadi pencapaian yang luar biasa menyenangkan. Di cuitan tersebut ia menyinggung tentang budaya cashless society plus ragam uang digital yang beredar di pasaran. Biasa? Betul, sebetulnya cuitan tersebut cuitan yang amat biasa yang rasa-rasanya tidak layak untuk diperhatikan. Sampai ia menutupnya dengan satu kalimat pamungkas: ‘Pake duit lu dulu ntar gue ganti’ sebagai salah satu jenis pembayaran yang sah. Kalimat itulah yang menjadi pembeda. Yang membuat cuitan tersebut pantas untuk diperhatikan. Sebuah kalimat yang amat sangat dekat di kehidupan kita.

Kalimat ‘pake duit lu dulu ntar gue ganti’ adalah sebuah satir untuk kebiasan teman kita (atau malah kita) yang seringkali berkhianat terhadap kesakralan dan kesucian konsep pinjam-meminjam di antara hubungan kekerabatan. Awalnya saya kira kisah ‘teman meminjam mudah tapi ditagih susah’ itu hanyalah legenda belaka. Hanya nasib orang-orang sial yang kena azab karena kurang amal sampai mendapat teman-teman penghutang yang ketika ditagih berubah jadi bebal.

Sampai saya mengalaminya sendiri. Menjadi korban dari teman-teman yang bebal.

***

Sebetulnya dalam dunia ekonomi, konsep ‘pake duit lu dulu ntar gue ganti’ adalah salah satu metoda transaksi yang umum digunakan. Lihat saja di rumah, paling tidak kamu pernah mengaplikasikan konsep tersebut di kendaraan yang kamu gunakan, atau telfon genggam atau malah rumah yang kamu tempati sekarang ini adalah hasil transaksi orangtuamu dari konsep serupa. ‘Pake duit lu dulu ntar gue ganti’.

Konsep ini hadir dalam bentuk dana talangan yang diberikan oleh lembaga keuangan bank atau pun ­non­-bank. Kreditur, begitu pihak pemberi dana ini dinamai, akan memberikan sejumlah nominal yang diinginkan dan dibutuhkan oleh debitur (begitu istilah ekonomi yang digunakan untuk para peminjam dana). Transaksi ini didasari oleh beberapa ketentuan yang diketahui dan disepakati oleh kedua belah pihak. Nantinya debitur akan membayar sejumlah tertentu secara berkala. Metoda pembayaran ini kita namai metoda cicilan. Sejauh ini sudah banyak sekali turunan yang muncul dari metoda transaksi seperti ini. Seperti yang saya sebutkan tadi, misalnya cicilan kepemilikan rumah, kendaraan bermotor atau telfon genggam.

Dulunya, metoda transaksi seperti ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fisik dari debitur. Ya itu tadi, rumah dan kendaraan bermotorlah sebagai contoh. Kini di era di mana teknologi semakin berkembang transaksi dengan metoda cicilan tidak melulu untuk bentukan fisik di mana hanya urusan lahiriah belaka yang terpenuhi. Sekarang, ada juga transaksi serupa yang dikhususkan untuk pemenuhan kebutuhan batiniah. Salah satu di antaranya adalah PayLater sebuah pembeda dari Traveloka.

Sumber gambar: Traveloka.com

Seperti yang kita ketahui, Traveloka adalah salah satu perusahaan travel yang menyediakan berbagai kebutuhan perjalanan. Target pasarnya tentu adalah orang-orang yang memasukkan perjalanan, baik itu wisata atau pun perjalanan lainnya, sebagai salah satu daftar rencana kegiatannya. PayLater, hadir sebagai solusi pinjaman online cepat untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Yaitu orang-orang yang tidak memiliki anggaran khusus untuk melakukan perjalanan dan atau yang membutuhkan perjalanan tidak terduga saat tidak memiliki cukup anggaran.

“Kan ada kartu kredit!?”

Lebih mengerucut lagi, PayLater menjangkau kebutuhan orang-orang yang enggan menggunakan kartu kredit sebagai moda transaksinya. Proses pembayaran PayLater dapat dilakukan melalui transfer bank biasa. Dan seperti umumnya pembayaran dengan metoda cicilan, tagihan PayLater dapat dibayarkan secara berkala mulai dari dua sampai dua belas bulan lamanya. Jalan-jalan sekarang, bayarnya tahun depan.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya. Transaksi penalangan dana yang dilakukan antara kreditur dan debitur biasanya dibumbui syarat dan ketentuan. Begitu juga dengan PayLater. Untuk menggunakan layanan ini calon debitur harus melampirkan dokumen-dokumen administratif seperti pada umumnya yaitu: scan KTP, salah satu dari SIM, BPJS, NPWP atau KK, serta salah satu dari slip gaji atau SPT. Yang menyenangkan, proses registrasi dan administrasi dibuat cepat dan mudah. Kurang dari satu dokumen diunggah, kita dapat langsung bertransaksi menggunakan PayLater sampai dengan total tagihan sepuluh juta rupiah. Untuk jaminan keamanan? Tidak perlu khawatir. PayLater didukung Danamas sebagai sebagai lisensi peer to peer lending yang diawasi langsung oleh otoritas jasa keuangan.

Sebagai umat manusia yang hidup di era cashless society, kita cenderung malas berurusan dengan transaksi kontan plus tunai. Kemudahan transaksi digital ditambahkan dengan metoda cicilan yang ringan menjadi alternatif transaksi yang menggiurkan. Pada akhirnya, PayLater hadir sebagai solusi yang menyenangkan. Khususnya untuk kita yang haus akan jalan-jalan.

***

Awal dari kebrengsekan teman-teman (atau kita) yang seimut kucing ketika meminjam tapi berubah jadi sebuas macan ketika ditagih berawal dari rasa saling percaya antara hubungan kekerabatan. Rasa percaya itu sendiri menjadi kelemahan dalam proses pinjam meminjam ini. Pasalnya selain manisnya kata-kata, tidak ada hal lain yang dapat dijadikan jaminan bahwa uang yang dipinjam itu akan dikembalikan.

Di transaksi dana talangan yang dilakukan secara resmi antara lembaga keuangan dengan peminjam, yang dijadikan jaminan rasa aman oleh kreditur adalah adanya jaminan dalam bentuk fisik. Entah itu surat kepemilkan atau bentukan fisik kemana dana pinjaman itu dialokasikan atau data administrasi yang diinformasikan di awal pendataan. Hal ini mungkin dapat dicontoh. Untuk mengurangi populasi manusia bebal dalam pinjam-meminjam, di setiap transaksi harus dilakukan persyaratan administrasi yang setidaknya menjelaskan tentang metoda dan tenggat waktu pembayaran. Bubuhi tanda tangan di atas materai. Dan jika perlu disaksikan langsung oleh notaris.

Tapi, sayangnya, hakikat pertemanan jauh lebih mulia dibandingkan tetek bengek administrasi. Sikap saling percaya bernilai lebih besar ketimbang nominal yang dipinjamkan. Jika kemudian ada salah satu pihak yang mengkhianati kepercayaan itu, silakan diperiksa kembali. Itu teman atau siluman.

Related Posts

Leave a comment