BONUS WALLPAPER INTER HERE
“Karena semua orang bisa mulai dari awal” Saat anda membaca tulisan ini, tentu saja anda sudah hidup sedari beberapa tahun yang lalu, Jika melihat siklus dari analisis IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tentang kemampuan manusia untuk fasih dalam membaca, setidaknya saat ini usia anda 5-7 tahun, atau jika anda sedang berada dalam siklus kedua dimana anda berproses dalam mengingat dan merekam apa yang telah anda baca dan atau anda lakukan, setidaknya anda saat ini berusia antara 10-14 tahun. Atau sekarang anda berusia di antara 17-20 tahun –atau mungkin lebih- jika saat ini anda berproses dalam mereka ulang –dalam bentuk fantasi-…
#isengisengwallpaper
Dalam dua minggu terakhir, paling tidak satu perempat koleksi telah menghilang dari lemari. Iya, dua minggu lalu saya memutuskan untuk melepas ke pasar baju bola yang selama ini saya koleksi. Meskipun belum habis, keputusan untuk melepas semua koleksi sedikit berbuah manis. Dana yang didapat dari penjualan baju tersebut saya alokasikan untuk menyogok membeli kebutuhan rumah tangga agar saya bisa membeli mainan. Saya sempat pesimis ketika memutuskan untuk menjualnya. “Ada yang mau emang?”, “Laku enggak ya” dan nada-nada sumbang lain. Ternyata salah. Dunia bola, termasuk baju bola di dalamnya, masih tetap seperti sedia kala. Dalam porsi tertentu, ia menjadi salah satu…
#isengisengwallpaper
#isengisengwallpaper
“Derby Milan dinihari itu sesungguhnya adalah perang taktik kedua pelatih meski akhirnya harus mengorbankan esensi dari keindahan sepakbola” Ketika Walter Mazzari tetap menurunkan formasi 3 bek andalan nya di Derby Milano lalu, saya seketika berfikir bahwa mungkin sepanjang laga saya akan terus menerus di buat tegang sekaligus penasaran apa yang akan terjadi di laga akhir tahun itu. Terlebih lagi, Allegri menurunkan formasi pohon Natal yang sangat mungkin menjadi anti teori dari formasi Mazzari. Babak pertama resmi menjadi milik sang kakak dengan dominasi luar biasa yang mungkin bisa membuat Abbiati mengambil gadget lalu browsing ke google untuk melihat lagi kiprah terbuang…
“Daripada delapan scudetto. Daripada promosi dari Seri B. Daripada satu Coppa Italia. Daripada empat Piala Super Italia. Daripada satu trofi Liga Champions. Daripada satu Piala Super Eropa. Daripada satu Piala Interkontinental. Daripada sebuah gol ke gawang Fiorentina. Daripada sebuah gol dengan gaya Del Piero. Daripada sebuah gol di Tokyo. Daripada air mata saya. Daripada sebuah gol di Bari. Daripada sebuah gol voli back-heel di dalam derby. Daripada sebuah gol untuk Avvocato. Daripada lidah yang terjulur dalam laga melawan Inter. Daripada sebuah assist untuk David. Daripada gol nomor 187. Daripada sebuah gol di Jerman. Daripada Berlin. Daripada sebuah gol ke gawang…
“Kami akan menunggu pertandingan yang tak akan pernah usai, yang akan kau mulai” Hallo Kapten, aku baru saja selesai membaca surat darimu. Di awal surat kau menulis “Untuk Pendukung Inter dan pecinta Olahraga di seluruh dunia” . Ah , aku termasuk di dalam itu tadi kapten, jadi, bolehkan aku membalas surat ini padamu ?? Juga untuk mewakili mereka yang tidak sempat membalas suratmu, atau mungkin terlalu sibuk untuk membacanya. Tahukah kau kapten, tak pernah aku niatkan sebelumnya, untuk menjadi pendukungmu, atau mendukung Inter (klub yang tak bosan kau bela 19 tahun terakhir). Aku bersumpah kapten, aku tidak sengaja menjadi bagian…
“Temui aku pukul 10 malam di Botinero”. Javier Zanetti membaca pesan yang terpampang di layar telfon genggam canggihnya lalu memerosotkan nya ke saku kiri mantel hitam yang panjang nya mendekati lutut. Angin malam berhembus cukup menusuk di pelataran Hotel Melia Milano ketika seorang pria bergaya necis berdiri di depan lobby dan tak lama kemudian sebuah taksi menghampiri nya. “Buonanotte, dove stai andando, signore?” sang supir membuka percakapan setelah pria itu masuk dan duduk di bangku belakang. “per favore mi navetta a questo indirizzo…” sang penumpang lantas menyerahkan secarik kertas yang bertuliskan VIA S.Marco, 3, 20121 Milano. Taksi pun segera melaju menembus…