
-
- Posted by andhikamppp
Bekerja dari rumah menjadi salah satu gaya hidup baru yang mesti dilakukan ketika masa pandemi kemarin. Sampai hari ini, ketika virus Covid-19 sudah mulai hilang, saya masih tetap bekerja dari rumah. Iya, saya masih mendapat kemewahan tersebut. Saya belum perlu hadir ke kantor jika tidak hal-hal mendesak. Semua pekerjaan tuntas. Bahkan mungkin dalam banyak kasus saya bisa menyelesaikan pekerjaan lebih banyak dari seharusnya karena tidak perlu khawatir kehabisan waktu di jalan atau terdisrupsi godaan gibah setiap kali bertatap muka dengan rekan kerja.
Yang saya butuhkan kini amat sederhana, seperti pepatah bijak itu: “Berikan saya sebuah laptop dan paket internet cepat, maka saya akan mengguncang dunia”.

-
- Posted by andhikamppp
The world's most powerful 14-inch everyday OLED laptop. “Color is a power which directly influences the soul.” ~Wassily Kandinsky Inilah...
Read More
-
- Posted by andhikamppp
Pandemi Covid-19 belum benar-benar hilang. Ia masih ada dan berlipat ganda sebagaimana biasa. Meski sekarang ini sudah mulai banyak kelonggaran...
Read More
-
- Posted by andhikamppp
Slate Oled Vivobook 13 ASUS.Asus selalu berada dalam daftar pertama yang saya sebutkan setiap kali ada teman datang bertanya: “Bro,...
Read More
-
- Posted by andhikamppp
Kamu tahu? Jenna R. Jambeck dari Georgia University pernah melakukan penelitian di tahun 2010 silam. Ia menyebutkan, di tahun itu, setidaknya ada 275 juta ton sampah plastik di lautan seluruh dunia. Hanya di lautan saja. Sebagai perbandingan, menurut International Union of Conservation of Nature (ICUN) jumlah populasi gajah di dunia di tahun 2020 ada sekitar 700.000-750.000 ekor. Dan jika kamu iseng menimbang berat gajah yang tersisa, kamu akan mendapatkan hal yang mengejutkan. Jumlah gabungan gajah di seluruh dunia di tahun 2020 hanya 1% dari berat sampah lautan di tahun 2010. Gila!
Dan satu lagi untuk membuat kamu sedih. Silakan berdiri, lalu tepuk tangan. Negara yang seharusnya kita cintai ini adalah penyumbang sampah terbesar nomor dua di dunia.
Read More
-
- Posted by andhikamppp
“Nuju naon, Kang?” aku sedang berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di daerahku ketika aku melihat sesosok pemuda gempal yang sedang asyik di atas kursi plastik sambil menatap layer ponsel di depan etalase tokonya. Di atas etalase, kopi panas masih mengepul, rokok kretek tersempil di tengah-tengah jemarinya. “Eh, ngarereuwas wae euy. Kabiasaan. Ieu, keur nonton.” Ia menunjukkan layar ponselnya. Di layar terlihat sebuah aplikasi video yang sedang memutar film -yang kutebak ia dapat dari unduhan situs film bajakan. Sebuah film yang kuhafal betul isinya. Inside Out, nama film itu. “Anteng kitu, euy!” aku menggodanya. Yang digoda membalasnya dengan kekehan ringan yang menyebalkan. “Enya, euy, rame. Kapikiran waenya orang barat mah nyieun film jiga kieu. Geus nonton?”. Ia balik bertanya yang kujawab dengan sebuah anggukan.
Tentu saja aku tahu. Film yang kutonton berulang kali. Film yang mengejawantahkan emosi manusia ke dalam beberapa bentuk yang berbeda. Yang masing-masingnya akan bereaksi hebat tergantung pada kondisi dan keadaan manusia itu. Aku mengamini pernyataannya tadi. Para pelaku film di luar sana memang luar biasa. Memahami melalui visual bagaimana emosi manusia itu bekerja tentu menjadi pengalaman yang luar biasa.
Read More