Aktivitas
tanpa batas
bersama
IndiHome.

Pandemi Covid-19 belum benar-benar hilang. Ia masih ada dan berlipat ganda sebagaimana biasa. Meski sekarang ini sudah mulai banyak kelonggaran di mana-mana, bukan berarti kita bisa abai dan menggangap Covid sebagai virus biasa. Ia tetap bisa mengenai kita kapanpun dan di manapun. Untuk itulah kebiasaan hidup baru paska pandemi tetap harus kita taati demi mencegah hal buruk di kemudian hari.

Sebelum kita mulai, mari sejenak kita tundukkan kepala untuk teman, keluarga dan saudara-saudara kita yang pergi meninggalkan kita terlebih dahulu akibat virus Covid-19. Yang terbaik untuk mereka semua.

Amin.

Selain hal-hal yang berkaitan dengan medis, pandemi Covid-19 memaksa kita untuk mengubah seluruh tatanan hidup kita sebagai manusia. Pergerakan umat manusia amat sangat dibatasi, menggeser penuh arti dari komunikasi dan sosialisasi. Karenanya, banyak sekali sektor-sektor industri yang mati. Tak terhitung seberapa banyak orang yang terdampak. Diputus kerja secara sepihak atau pengurangan gaji yang menyebabkan tunggakan semakin membengkak. Yang beruntung? Ada. Tetap beraktivitas sebagaimana biasa. Namun di lokasi yang berbeda dengan jam kerja yang seolah menggila. Puji syukur bidang pekerjaan yang saya geluti termasuk ke dalam sektor yang tidak terlalu terdampak. Dan saya termasuk ke dalam golongan orang yang beruntung. Saya tetap bekerja. Meski dengan cara yang tak pernah sekalipun saya pikirkan sebelumnya: bekerja dari rumah.

Iya, bekerja dari rumah.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya. Untungnya kita hidup di masa di mana kemajuan teknologi bergerak sangat cepat. Saya tidak bisa membayangkan besarnya dampak yang mungkin terjadi jika pandemi ini hadir 10-20 tahun yang lalu. Mungkin saja para pekerja di bidang saya pun akan juga terkena dampak yang sama dengan mereka yang tidak beruntung.

Internet cepat.

Iya, internet menjadi faktor utama yang membuat bekerja dari rumah menjadi sesuatu yang mungkin. Dengan internet yang cepat, meski tanpa tatap muka, aktivitas pertemuan dengan teman-teman kantor masih mungkin dilakukan melalui dunia maya. Berkirim data dengan ukuran file bergiga-giga? Bisa. Melakukan koordinasi dengan semua tim di berbagai penjuru Indonesia? Oh, tentu saja dapat dilakukan dengan mudah. Bahkan untuk kasus saya, area cakupannya lebih menjadi jauh lebih luas. Di era pandemi ini saya mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan salah satu multi-nasional company di bidang pekerjaan yang saya geluti. Semua proses awal saya lakukan tanpa sekalipun bertemu muka. Dari mulai wawancara dengan perwakilan di Indonesia sampai dengan presentasi ke para petinggi perusahaan yang bermukim di Eropa semuanya saya lakukan dari rumah. Tanpa di sadari, internet membantu saya berkeliling dunia. Tanpa internet cepat, semua ini hanyalah mimpi belaka.

Jika saya punya kesempatan menaiki mesin waktu, saya ingin merekam seluruh aktivitas hidup manusia di masa ini lalu kembali ke waktu beberapa tahun yang lalu. Bertemu dengan tokoh yang sempat membuat jagat maya heboh dengan kutipan legendarisnya: “untuk apa Intercet cepat?”. Lalu berujar: “ini, loh, pak. Untuk menyelamatkan hajat hidup orang banyak”.

Iya, nyatanya internet cepat tidak hanya mempermudah hidup saya belaka. Ia juga membantu kehidupan seluruh keluarga saya. Dan atau, untuk seluruh kehidupan manusia.

Sebagai siswa, misalnya. Tidak hanya bekerja, belajar di era pandemi pun mesti dilakukan dari rumah. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Saya sebagai alumni dari Universitas Terbuka sudah amat sangat familiar dengan metoda belajar seperti ini. Selama empat tahun saya kuliah, hanya sekali dua dalam satu tahun saya menyambangi kampus. Sisanya? Saya hanya belajar dari rumah. Membaca modul-modul yang disediakan dan mengirim tugas di tempat yang sama. Tapi, PJJ di era pandemi ini berada di level yang jauh berbeda. Ia dilakukan dari tingkat pendidikan paling dasar. Tak pernah terbayangkan oleh saya sebelumnya bahwa anak saya, yang ketika di awal pandemi masih bersekolah di taman kanak-kanak, akan melakukan aktivitas yang sama dengan saya yang pekerja. Tak jarang di waktu yang bersamaan ayah-anak di rumah melakukan zoom meeting. Dan itu terus ia lakukan di hampir dua tahun pandemi. Sempat memang beberapa kali dilakukan percobaan untuk sekolah tatap muka. Tapi rasa khawatir orangtua yang akhirnya membuat belajar jarak jauh tetap menjadi opsi yang dipilih.

Sekali lagi, untungnya kita berada di masa internet sudah sangat cepat. Anak saya tetap dapat menerima ilmu-ilmu bermanfaat dari ibu guru yang sepanjang hari ia saksikan langsung melalui layar empat belas inchi di kamarnya.

Tak hanya untuk belajar, internet memberikan kemudahan dan opsi yang lebih murah ketika anak saya memilih untuk bermain dengan Play Station-nya.  Teknologi pesat dan internet cepat adalah kombinasi terbaik di dunia maya. Saya bisa menghemat ratusan ribu hingga jutaan rupiah setiap tahunnya dengan teknologi gim digital. Tak perlu lagi membeli gim fisik. Cukup berlangganan dan mengunduh ratusan gim dari aplikasi Play Station anak saya senang luar biasa dan saya bisa berhemat agar bisa lekas kaya.

Itu baru Si Sulung. Si Kecil? Tentu saja ia merasakan manfaat yang sama. Di usianya yang baru menginjak tiga, tentu membutuhkan banyak sekali asupan penting untuk tumbuh kembangnya. Fisik dan motorik. Orangtua tentu memiliki batasan-batasan kemampuan dalam memberikan bimbingan, ilmu dan tentu saja contoh. Dengan filter yang baik, internet mampu memberikan banyak sekali opsi pendidikan yang luar biasa bermanfaat untuk tumbuh kembang si Kecil. Di usianya, saya seringkali dibuat kagum dengan kemampuannya menjelaskan sesuatu, bertanya ini itu, mempelajari hal-hal baru. Saya cukup percaya bahwa internet memberikan sedikit banyak sentuhan dalam pemahamannya.

Dan jangan lupakan raja terakhir. Istri. Sebagai bundahara sejati.

Terbatasnya interaksi tentu saja mempengaruhi kehidupan istri. Ia tentu sulit untuk bisa belanja pagi. Yang membuatnya bingung untuk mencari menu pendamping nasi. Tapi, ya kami hidup di era teknologi, akhirnya urusan perut dapat diselesaikan dengan mudah melalui aplikasi. Internet sekali lagi memberikan solusi. Bahkan ketika pintu interaksi kembali dibuka, kebiasaan baru bundahara masih tetap ada. Sampai sekarang, segala kebutuhan rumah tangga masih datang dari dunia maya. Internet semakin memberikan kenyamanan untuk istri berbelanja. Meski tujuan awalnya untuk mendapat potongan harga, tapi dengan jumlah belanja yang berlipat ganda tetap saja jumlah pengeluaran sama seperti sediakala. Tapi, ya sudah, biarkan saja nanti ayah yang bekerja.

Itu saja? Tentu saja tidak.

Jika saya diminta untuk menyampaikan segala manfaat internet yang saya rasakan. Tulisan ini tidak akan pernah selesai.

Segala hal yang saya utarakan di atas tentu saja tidak akan saya rasakan manfaatnya tanpa penyedia internetnya. Untuk membantu mewujudkan aktivtas-aktivitas tanpa batas yang saya sebutkan saya menggunakan IndiHome salah satu persembahan terbaik dari Telkom Indonesia.

Alasannya? Pertama, sederhana saja, saya belum pernah dibuat kecewa.

Pertama kali saya menggunakan IndiHome itu di medio dua ribu empat belas. Saat itu saya baru saja menikah, mengontrak rumah dan membutuhkan hiburan yang banyak sebagai teman untuk saya dan istri mengarungi bahtera rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Jujur, ketika itu saya tinggal di rumah kontrakan yang di area tersebut saya tidak punya pilihan lain selain IndiHome untuk saya gunakan sebagai penyedia layanan internet.

Dan Tuhan memang Maha Bijaksana. Opsi satu-satunya tersebut tidak lantas membuat saya kecewa, sama sekali. Dari dua tahun saya menetap di rumah kontrakan itu, tidak pernah ada sekalipun kendala yang muncul. Tidak pernah sekalipun saya alami masalah-masalah aneh. Bahkan, saya hampir tidak pernah berinteraksi dengan akun media sosial milik IndiHome. Satu-satunya yang saya ingat tentang interaksi saya dengan akun twitter IndiHome adalah karena ketidak tahuan saya terhadap cara penggunaan remote TV dari IndiHome kala itu. Sisanya? Aman belaka.

Rasa puas itu juga lah yang membuat saya dengan senang hati untuk kembali menggunakan IndiHome di rumah sendiri. Bahkan saya yang cukup aktif di lingkaran sosial perumahan saya untuk mengajak banyak kepala keluarga mendaftar ke IndiHome. Sebagai catatan dan untuk kamu ketahui, di perumahan yang betul-betul baru, IndiHome memiliki kebijakan jumlah minimum rumah yang mendaftar untuk menarik kabel. Dan? Boom. Tidak perlu menunggu waktu lama sampai akhirnya IndiHome kembali terpasang di rumah saya.

Alasan kedua?

IndiHome menjadi salah satu penyedia layanan internet yang memiliki fitur-fitur terlengkap. Ketika kamu sudah membaca sampai sini, saya memberikan sedikit gambaran visual mengenai fitur-fitur yang menarik yang disediakan oleh IndiHome. Di awal-awal penggunaan ketika itu, ketika hasrat menonton film masih memuncak, dan aplikasi penyedia streaming film masih bapuk, IndiHome punya fitur andalan yang menjadi favorit saya. Yaitu Video on Demand, dan Play & Rewind TV. Dua fitur tersebut memungkinkan saya untuk menonton film-film favorit saya kapanpun saya mau. Kalau kamu ingin tahu kenapa saya suka fitur ini? Bayangkan, saat itu belum ada Netflix, Disney Hotstar dan lainnya. Jika kamu ingin menonton film dari rumah, opsinya cuma dua. Menonton bajakan atau berlangganan TV Kabel. Saya memilih opsi kedua yang halal. Namun kendala menonton film di TV kabel adalah: waktu dan jadwal film tersebut. Kita harus mengetahui jadwalnya atau ketinggalan. Dan IndiHome memberikan solusi yang menawan.

Alasan ketiga?

Cepat. Apalagi.

Segala cerita yang saya sebutkan di sesi satu dan sesi dua di atas adalah karena Internet fiber optik yang dimiliki oleh IndiHome. Tanpanya, tulisan ini akan menjadi tulisan fiksi belaka. Alasan ketiga inilah yang menjadi alasan utama. Yang membuat saya tidak perlu berpikir panjang untuk memilih penyedia layanan internet.

Jadi, sekarang giliran kamu untuk memilih IndiHome sebagai jagoan Internetnya Indonesia. Merasakan manfaat internet tanpa batas. Karena tidak hanya saya, dengan IndiHome, semua bisa berubah maju.