Laptop yang biasa saya gunakan untuk membuat desain tiba-tiba mati tanpa sebab. Layarnya gelap tanpa sedikitpun menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Saya menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. Bahaya ini. Dalam hati saya berucap. Beli lagi aja udah. Seorang teman yang kebetulan menjadi saksi, berucap demikian. Enggak punya uang. Saya jawab. Minta, donk. Ia yang kondisi keuangannya sama memprihatinkan tentu saja tidak mengamini apa yang saya pinta. Dengan satu tarikan nafas panjang ia menghisap nikmat kretek yang ia genggam, sambil terkekeh. Ya, podo, katanya. Kami tertawa bersama. Tapi sebelum kami menjadi gila karena kehabisan dana. Ia menyisipkan satu kalimat yang membuat sore ini menjadi panjang. Coba pinjaman KTA online aja, katanya.
Laptop yang mati itu sebetulnya tidak benar-benar mati tanpa sebab. Beberapa bulan yang lalu, ia sudah menunjukkan gejala-gejala menyebalkan yang, jika dibahasakan ke dalam bentuk percakapan manusia, seolah melambai-lambai sembari mengatakan: ‘Ganti aku, mz. Ganti aku’. Mati mendadak, perubahan suhu yang amat drastis, booting yang amat sangat lama, black screen dan beberapa indikasi lainnya. Bermodalkan mesin pencarian belaka saya coba cari bagamana cara untuk menyelesaikannya. Berhasil? Untuk beberapa hal, iya, berhasil. Untuk beberapa hal yang lain saya perlu mendatangkan teman yang lebih bisa. Bermodal dua-tiga cangkir kopi hitam dan beberapa batang kretek sebagai sogokan.
Tapi di saat itu juga saya mulai berpikir serius. Benar, usianya memang sudah cukup tua. Enam atau tujuh tahun semenjak pertama kali saya memeliharanya di kota jauh. Mungkin, benar. Sudah saatnya.
Maka yang terjadi kemudian, saya mulai menyisihkan sedikit dana dari sisa-sisa perjalanan pergi-pulang ibukota setiap harinya. Semenyedihkan itukah saya sampai harus menabung demi mengganti laptop pribadi? Bisa iya, bisa enggak. Tapi paling tidak, saat ini laptop berada di urutan ke sekian dari daftar penting yang harus saya pikirkan. Penting, tapi tidak buru-buru, sih. Jadi menabung adalah salah satu langkah bijak untuk tidak mengorbankan apapun dan siapa pun demi kebutuhan pribadi belaka.
Jika berjalan sesuai rencana, seharusnya tabungan itu bisa saya bongkar di bulan kesepuluh atau paling lambatnya jika ada sedikit salah perhitungan, ya, bisalah ganti laptop di bulan kedua atau ketiga belas.
Sayangnya, ada hal yang tidak diprediksi yang mengharuskan eksekusinya berjalan lebih cepat. Tampaknya tidak bisa menunggu lebih dari setengah tahun ke depan. Sedangkan dana sisihan baru mencukupi untuk membeli memorinya saja. Sialan.
Maka kalimat sisipan yang disertai hembusan asap kretek tadi sedikit banyak memberi gambaran baru bahwa, mungkin, si laptop bisa segera saya eksekusi tanpa terlalu banyak mengubah pola harian yang sudah saya lakukan satu-dua bulan terakhir. Ya, itu tadi, menggunakan pinjaman KTA online.
KTA. Kredit tanpa anggunan adalah pinjaman berjangka dari bank atau lembaga keuangan kepada calon debitur yang memenuhi syarat-syarat administasi yang ditetapkan sebelumya. Seperti namanya, dengan KTA, calon debitur dapat mendapatkan pinjaman tanpa perlu menjaminkan sesuatu seperti pada umumnya ke pihak pemberi dana. Jika dipikirkan, direncakanan dan dilakukan dengan tepat, KTA bisa menjadi solusi untuk kebutuhan-kebutuhan jangka pendek. Karena selain prosesnya yang tidak terlalu sulit tenor pembayaran pun dapat disesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan kita sebagai debitur. Oh, iya. Selain itu juga bunga pinjaman yang diberikan pun relatif rendah, kok.
Kamu sudah coba? Tanya saya ke teman tadi. Ia mengangguk, memonyongkan mulutnya sambil mengarahkan mulut tersebut ke undakan kolam di teras depan rumahnya. Ia menambahkan kemudian bahwa sumber dana untuk kolam ikan dan penampungan air di rumahnya, yang baru ia buat dan kerjakan satu bulan yang lalu itu berasal dari pinjaman yang sedang dibicarakan.
Ia menjelaskan juga beberapa kelengkapan yang harus disiapkan jika nantinya berminat untuk melakukan pinjaman yang serupa. Tentang bagaimana langkah-langkah pengajuan, batasan minimum dan maksimum dana pinjaman, tenor pembayaran, metoda pembayaran dan banyak hal lainnya. Saya puas? Tidak. Saya melanjutkan beberapa pertanyaan berikutnya. Yang ditanya, ternyata cukup kesal dengan kemampuan otak saya yang terbatas.
Atau begini saja, katanya sambil mengeluarkan telefon genggam. Satu dua gerakan yang efektif sebelum ia berhenti sambil berkata: Ini, kamu baca saja sendiri. Ia merujuk ke tautan https://www.cekaja.com/kredit-tanpa-agunan yang muncul di perangkat genggam hitam lima koma lima inci miliknya.
Ashiiiappp, saya baca dulu kalau begitu.