Jika berbicara tentang fashion atau gaya berpakaian atau apapunlah itu tentang penampilan, semua akan dikembalikan kepada selera masing-masing si pembicara atau si pendengar. Mungkin bagi sebagian orang gaya casual menjadi pilihan terbaik untuk diaplikasikan ke dalam gaya hidupnya sehari-hari, sebagian lagi memilih untuk lebih cuek dan tidak masalah jika keseharian-nya ditemani dengan padu padan pakaian yang sporty, atau contoh lainnya yang bisa anda cari sendiri di kehidupan sekitar anda.
Itu kita baru berbicara tentang selera. Pada kenyataannya, dalam banyak kasus di kehidupan sehari-hari prinsip atau ego setiap manusia pun bisa mempengaruhi bagaimana manusia itu berpakaian. Katakanlah para pemuka agama yang sering kita lihat berpakaian seperti yang diajarkan pada kitab suci yang diyakininya, atau para penjilat partai politik yang berpakaian dengan banyak jenis tapi disatu warnakan sesuai dengan kepada partai mana mereka mencari muka, atau para supporter fanatik klub sepakbola yang akan dengan senang hati untuk terus-terusan menggunakan pakaian yang bertemakan klub yang mereka dukung. Jika agama, partai politik atau klub sepakbola adalah sebuah simbol, maka pakaian yang dikenakan adalah cara paling mudah untuk menunjukan kepada semesta simbol apa yang melekat di dalam hidup seorang manusia.
Apapun alasannya, selera atau prinsip atau yang lainnya, setiap manusia tidak bisa memaksakan gaya berpakaian kepada manusia lainnya. Kecuali, terikat dalam sebuah aturan atau kepada mereka yang tidak punya pendirian.
Dan saya? Saya tentu saja tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang tidak punya pendirian dalam memilih gaya berpakaian. Semenjak pertama kali saya secara sadar memilih sendiri jenis/model/gaya berpakaian yang akan saya gunakan untuk menemani aktivitas sehari-hari saya, maka itulah jenis/model/gaya berpakaian yang saya gunakan sampai sekarang ini. Saya kurang jelas gaya apa atau harus saya beri nama apa gaya berpakaian yang saya gunakan ini, namun yang jelas celana jeans -cenderung belel yang mulai menyempit sebelum mengenai lutut, dengan panjang yang tidak sampai menutupi bagian punggung kaki -tetapi tidak juga terlalu tinggi dari mata kaki dipadukan dengan kaos atau kemeja sembarang yang tidak pernah rapi. Jika dirasa kurang perlu, saya tidak terlalu suka menggunakan tambahan seperti jaket atau sweater.
Dan dari semenjak Rangga meninggalkan Cinta di bandara, sampai saat ini berencana pulang setelah puluhan purnama. Padu padan penampilan yang saya sebutkan diatas masih menjadi esensi untuk saya berpakaian. Dalam mood yang sedang baik, saya tidak terlalu mempedulikan sedang dimana atau mau kemana. Di sekolah, di taman bermain, atau ketika menghadiri sebuah undangan pernikahan, atau bahkan ketika saya sedang mencari nafkah di tempat kerja. Kecuali lingkar pinggang yang semakin membesar dan ukuran perut yang semakin membuncit tak ada yang pernah benar-benar berubah dalam isi lemari saya, dan satu dua warna masih mendominasi tumpukan yang tak pernah banyak itu.
Tapi, kiamat fashion untuk saya datang di beberapa bulan terakhir ini, ketika saya harus pindah ke suatu tempat yang memiliki aturan ketat. Seperti yang saya sampaikan di paragraf awal tulisan ini, gaya berpakaian bukanlah sesuatu yang mudah untuk dipaksakan dalam kehidupan masing-masing para manusia, terlebih (lagi-lagi) seperti yang saya sampaikan di atas saya bukan termasuk ke dalam tipe manusia yang mudah berubah pendiriannya. Maka, hanya aturan ketatlah yang membuat saya terpaksa merubah cara saya bergaya sekitar sembilan sampai sebelas jam perharinya. Sebentar, jangan menuduh saya tidak punya prinsip, ini tentang perkara bagaimana saya mencari nafkah, maklumilah. Kurang lebih aturan tentang tata cara berpakaian itu isinya seperti ini : menggunakan kemeja rapih lengan panjang, celana berbahan katun/chino -ditambahkan warna yang disesuaikan tergantung hari, diharuskan memakai sepatu formal bukan sneakers. Astaga, merepotkan sekali, dan lagi saya mana punya setelan pakaian seperti itu. Berita buruknya, saya tidak punya hobi dan kebiasaan yang cukup baik untuk pergi berbelanja setelan pakaian formal, malas sekali rasanya berkeliling di pusat perbelanjaan melihat pakaian di etalase, mengantri di ruang ganti, ah tidak dululah.
Beruntungnya kita sekarang hidup di era digital, kita tak melulu harus melakukan kegiatan yang menyita waktu dan tenaga seperti berbelanja ke pusat perbelanjaan. Untuk menggantikan itu semua, kita bisa sambil duduk manis membuka situs-situs e-commerce yang banyak sekali ragamnya. Beberapa diantaranya bahkan menyediakan aplikasi mobile yang bisa diunduh secara gratis sehingga kita bisa bebas melihat, memilih dan membeli apapun yang tersedia melalui smartphone yang kita miliki. Untuk saya pribadi, sih, aplikasi mobile berbelanja online ini sangat membantu, saya tak harus repot-repot pergi ke pusat berbelanjaan, ah ini kuno sekali, saya juga tidak perlu membuka laptop untuk browsing barang yang saya inginkan, cukup membuka smartphone, add to cart, transfer total pembayaran -yang bisa dilakukan via smartphone juga dan, boom, urusan belanja seperti ini bisa lebih cepat selesai.
Dan ketika anda sama seperti saya, menganggap penampilan adalah esensi. Maka tentulah harus cerdas dalam memilih produk yang bisa membuat penampilan anda lebih menarik. Banyaknya situs berbelanja online, terlebih yang mengkhususkan diri di bidang pakaian di satu sisi memudahkan kita dalam berbelanja, tapi di sisi lain jika kita tidak bijak dan tidak teliti memilih toko online tersebut,boleh jadi bukannya membuat penampilan menjadi menarik, sebaliknya malah menjadi tidak menarik atau bahkan bisa membuat rugi secara finansial, katakanlah karena produk palsu yang dibilang asli, ukuran yang tidak sesuai dengan size chart yang diinformasikan, potensi barang tidak dikirim, harga yang menipu, atau kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya.
Dengan maksud untuk merubah penampilan saya agar bisa sesuai dengan aturan baru di tempat kerja yang harus diikuti dan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan diatas saya memutuskan untuk memilih zalora sebagai tempat saya berbelanja pakaian online. Brand-brand terpercaya, model pakaian yang menarik, variasi produk yang tidak kalah dengan toko di pusat perbelanjaan dan seringnya promo diskon menjadi salah satu poin yang saya pertimbangkan. Yang paling penting Zalora Mobile Apps yang bisa diunduh gratis via google playstore atau appstore sangat mudah digunakan, bahkan untuk saya yang cukup jarang berbelanja online.
Apakah diantara anda ada yang pernah berbelanja via zalora ?? Silakan ceritakan pada kolom komentar dibawah tentang pengalaman anda berbelanja di zalora.
Sorry oot, kenapa ya udah dua post terakhir ini gk dapet pemberitahuan ke email.
Btw seneng sama header blognya, tanpa embel2 tagline blogger pemalas :Dv
iyaa uy, kemarin2 ada trouble di plugin subscribenya, jadi harus dihapus. Kalau ga keberatan monggo di subscribe ulang di format baru 🙂
Hhaha thankyou, iyaa berapa kali “dimarahin” karena pake tagline blogger pemalas.
Udah sih langsung subscribe dr blognya, gk lewat wp reader 🙂